Tuhan, Terserah Engkau Saja

Beredarnya matahari, bulan, bintang, dan bumi beserta planet tanpa berbenturan satu sama lain. Itu Kuasa-Mu.

Hujan rintik, deras, badai sekalipun. Angin sepoi, semilir, atau puting beliung. Hangatnya mentari, panas yang dinanti para bunda yang punya jemuran pakaian bocah atau panas yang membakar hijaunya dedaunan dan binatang yang kehausan. Itu Hak-Mu.

Gunung berapi meletus melumat seluruh tumbuhan yang tinggal dipanen. Banjir bandang menghanyutkan harapan. gempa bumi yang memporak-porandakan cita-cita yang telah tertata. Tsunami yang tak peduli jeritan ibu yang terpisah dengan anaknya, istri yang meratap kehilangan suami. Kebakaran meluluhlantakkan harta benda. Tanah longsor yang mengubur semua angan. Itu Perkasa-Mu.

Keburukan sifat manusia, kebejatan para pemimpin, kerusakan moral para pejabat, penyimpangan para penyeru kebenaran, pengkhianatan para agamis, serakahnya para pengeruk kekayaan. Pemuda yang rusak karena narkoba dan pornografi. Itu Kehendak-Mu?

Rakyat jelata yang miskin. Lansia yang harus mengais demi sesuap nasi. Gadis belia korban pelecehan yang depresi. Ibu rumah tangga yang nyaris pecah kepalanya karena harga sembako yang terus mencekik leher. Suami yang merasa buntu mau kemana lagi mengais rezeki. Itu Takdir-Mu?

Pemimpin yang hanya puas telah meraih jabatan tanpa paham memimpin bawahannya. Pekerja yang mulai malas berdikari. Pelajar yang bebal untuk belajar. Pembantu yang mulai masa bodoh dengan tugasnya. Himbauan, ajakan, seruan yang tak lagi dihiraukan. Hingga lelah hati, jiwa putus asa. Pantaskah jika terucap "Tuhan, Terserah Engkau Saja?"





Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJENAK MENGENANG BECAK

Kolesterol Perlu Dikontrol

Manfaat Marah Setelah Memaafkan