Milad PAI Ar Rasyid Pringsewu, Pertama dan Utama

 


Penitipan Anak Islami (PAI) Ar Rasyid didirikan 6 September 2021. Masih dalam nuansa pandemi Covid-19 kehadirannya menjadi alternatif menarik bagi para emak yang sudah sangat jenuh dengan pola belajar daring yang bikin pusing.

Dikelola oleh pasutri yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia anak, mereka adalah  Abi Irwanto dan ummi Marwanti begitu bocil-bocil- PAI Ar- Rasyid biasa memanggil. Abi Irwanto pengelola TPA Al-Furqon dan ummi Marwanti pengajar di salah satu TK yayasan besar di Pringsewu. 

Beralamat di jalan Palapa Pringsewu Selatan  yang terkenal dengan sebutan Gunung Kancil, Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. PAI Ar -Rasyid mengadakan kegiatan di rumah pengelola. Tidak hanya di ruangan tapi juga di luar ruangan di seputaran rumah yang sekaligus menjadi tempat belajar.

Ibu Marwanti setelah lebih dari 15 tahun mengabdikan dirinya di TK. Kemudian beliau memutuskan resign demi lebih memberikan perhatian kepada putri bungsunya. Ibu dari 4 orang anak ini tak lantas berdiam diri saja di rumah. Jiwa pendidiknya meronta-ronta ingin terus berbagi ilmu dan mendidik anak-anak. Hingga kemudian beliau membidani lahirnya PAI Ar- Rasyid.

Meskipun tak lagi menjadi pengajar di lembaga pendidikan formal beliau tetap belajar. Pendidikan nonformal beliau dan suami ikuti demi mendapatkan ilmu baru yang akan diterapkan di lembaga yang beliau dirikan. Belajar online bersama para pakar anak-anak tak lantas menyurutkan semangatnya dan tak menghambatnya untuk menemukan metode baru dalam pengajaran. 

"Aktif, Merdeka Belajar, dan Happy Learning" itulah slogan PAI Ar-Rasyid. Anak-anak diajak bermain terarah, pembiasaan yang baik, pengetahuan dan keterampilan. Baik itu hal yang umum maupun yang bersifat religius. Anak sudah ditanamkan budi pekerti yang baik, berkarakter, dan berakhlak mulia. Nilai-nilai moral dan keislaman sudah diterapkan sehingga setiap ada perubahan pengetahuan dan tingkah laku pada anak-anak.

Anak-anak sejak pagi pukul 07.30 hingga 11.30 mempunyai jadwal kegiatan yang teratur. Jadi bukan hanya tempat penitipan anak biasa. Diawali dengang kegiatan afirmasi positif, senam bersama, bernyanyi, hafalan surat pendek dan hadits, berwudhu, sholat Dhuha, mengaji, membaca buku atau berkisah, makan bersama, berbagi, kegiatan melatih motorik di luar kelas. Semua disusun dan terjadwal.

Sebagai lembaga rintisan yang hanya bermodalkan tekat membaja fasilitas pendukung belajar di PAI Ar-Rasyid dilengkapi secara bertahap. Kurikulumnya mengombinasikan pola belajar seperti di PAUD dengan sekolah alam. Anak dikenalkan dengan dunia luar dengan lebih mengenal alam diiantaranya berenang, berkuda, dan mengenalkan jenis tumbuhan atau hewan secara langsung. Semua me jadi media pembelajaran.

Meski tergolong baru kehadiran PAI Ar-Rasyid sudah diperhitungkan banyak orang. Pengenalan diri dilakukan bukan hanya melalui promosi di media tetapi juga dengan mengikuti beberapa lomba. Lomba anak-anak seperti mewarnai menjadi ajang untuk melatih keberanian anak berkompetisi. Tak hanya anaknya orang tua khususnya para ibu juga mengikuti lomba memasak atas nama PAI Ar-Rasyid dan mendapatkan juara kedua. Melalui kemunculan mereka ini PAI Ar-Rasyid semakin dikenal. 

Meskipun masih merupakan lembaga kecil namun peminatnya cukup banyak. Karena masih keterbatasan tenaga pengajar PAI Ar-Rasyid masih membatasi jumlah siswanya.  

Setahun tak terasa PAI Ar-Rasyid telah berkiprah mencetak generasi. Kehadirannya sangat membatu para ibu pekerja yang tetap  ingin memberikan pendidikan terbaik bagi putra-putrinya. Milad pertama ini menjadi cikal bakal keberlangsungan PAI Ar-Rasyid. Di momen ini anak-anak dilatih berani tampil.  Riuh rendah suara para bocah. Ada yang sudah bisa diarahkan mengikuti petunjuk seperti saat berlatih. Namun ada juga yang masih enggan dan semau mereka sendiri. Lucu melihat tingkah polah anak-anak polos itu. Ada pula yang berlari-lari bahkan ada yang menangis meski sudah  bersama ayah bundanya.

Acara milad ini juga diisi tausiyah oleh DR. M.Masrur, Lc. M.Pd. salah satu wali murid juga. Dosen dan juga pengasuh pondok boarding school ini menyampaikan bahwa istri dan anak itu fitnah maka menjadi tugas ayah untuk mendidiknya. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak dan ayahnya adalah kepala sekolah.

Di momen milad inilah para ayah bunda bisa menyaksikan langsung prestasi belajar putra-putrinya. Poin yang utama adalah agar orang tua menghargai usaha anak-anaknya dan turut peduli dan memotivasi di rumah agar anak juga tetap merasa dekat dengan orang tuanya. Meskipun sibuk, tanggung jawab penuh tetap di pundak ayah bundanya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJENAK MENGENANG BECAK

Kolesterol Perlu Dikontrol

Manfaat Marah Setelah Memaafkan