KIAT MENULIS CERITA FIKSI

 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI

 Pertemuan ke-10

Gelombang : 25

 Narasumber : Sudomo,  S.Pt. 


Saya sudah pernah mencoba menulis cerita fiksi. Ternyata masih sulit bagi saya. Mencari ide menarik,  mengembangkan daya khayal sampai menarasikan dan mendeskripsikan dengan diksi yang tepat,  masih harus terus berlatih. 

Berikut contoh cerita fiksi dari salah satu peserta,  bu Yandri yang melanjutkan penggalan cerita fiksi yang dibuat moderator. 

"Aku tidak mau!"

Terdengar suara memecah gelapnya malam. Sesaat setelahnya menghilang. Hanya angin memenuhi pekat malam. Sepertinya aku mengenali suara itu. Itu adalah suara ibu ku, yang tengah di bujuk oleh bapak untuk melakukan pengangkatan sel kanker yang bersarang di tubuh nya. sangat susah membujuk beliau. "Ibu tidak mau masuk ruang operasi, biar ibu seperti ini, tegas beliau ditengah sunyi nya malam. suara isak memecah sunyi, bagaimana tidak, besar harapan bapak agar ibu sembuh. tapi beliau tetap bersikukuh. andai ada obat penawar untuk ibu meski di ujung jurang sekalipun pasti akan kami cari. akrna beliau ada ,encusuar dirumah, tanpa ibu rumah terasa mati. dan itulah yang kami rasakan sekarang. ibu telah kembali keperaduan. terlelap dengan damai ibuku. 

Cerita tersebut mengandung unsur-unsur pembentuk cerita fiksi. Ada tema, penokohan, alur/plot, sudut pandang, dan latar/setting. 

Sebelum membuat cerita buatlah premis terlebih dahulu. Premis akan memudahkan kita mengembangkan cerita. 

Contoh premis cerita di atas. 

Tokoh: Bapak dan Ibu

Tantangan: merayu

Resolusi: pengangkatan sel kanker

Dari premis tersebut, akan membantu kita agar tidak keluar jalur saat mengembangkan cerita. Ibaratnya sebagai rambu-rambu utama dalam penulisan.

Berikut beberapa alasan mengapa harus menulis cerita fiksi. 

1) Alasan harus menulis cerita fiksi selain saat ini ada AKM dengan materi teks literasi fiksi, juga dengan belajar menulis cerita fiksi kita bisa menyembunyikan dan menyembuhkan luka.

2) Bentuk cerita fiksi di antaranya, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, dan novel. 

3) Unsur pembangun cerita fiksi meliputi tema, premis, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan alur/plot.

4) Kiat menulis fiksi yang utama adalah *niat* dan komitmen yang kuat untuk belajar, *baca* karya fiksi karya orang lain untuk menemukan berbagai gaya penulisan, ide cerita, dan teknik penulisan. Selanjutnya adalah *ide dan genre* cerita carilah yang disukai dan dikuasai. Berikutnya adalah membuat *outline* atau kerangka karangan agar cerita tidak melebar. Setelah itu adalah mulai *menulis*, melakukan *swasunting* setelah selesai menulis dan memublikasikannya.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membiasakan Sarapan bagi si Kecil

SEJENAK MENGENANG BECAK

Kolesterol Perlu Dikontrol