KEMBALINYA RENJANA AKSARA

 

 

KEMBALINYA RENJANA AKSARA

Pertemuan kedua alhamdulillah bertemu dengan narasumber yang sudah saya kenal sebelumnya walaupun hanya lewat WA, seorang Ratu Antologi.  Beliau adalah Ibu Sri Sugiastuti, M.Pd. yang biasa disapa Bu Kanjeng. Paling  tidak saya sudah berkomunikasi dengan beliau karena saya sebelumnya mengikuti even menulis buku antologi bersama beliau dan penulis lainnya dalam buku yang berjudul “Sahabat Sejati Selalu Di Hati”. Bahkan pada buku antologi yang berjudul “Bunga Literasi Nusantara”, Bu Sri Sri Sugiastuti sebagai editor. Baru melihat fotonya belum mendengar suaranya. Ternyata benar kata moderator cantik bu Widya Setianingsih suara beliau sangat lembut. 

Bersyukur tiada terkira saya dipertemukan dengan beliau. Seorang penggiat Literasi Nusantara yang telah menulis 21 buku. Menjadi editor sejak 2019. Skenario Allah subhana wata’ala memang lebih indah. Perjalanan untuk bertemu dengan para pakar menulis dan sahabat-sahabat penulis dalam komunitas literasi tentu sudah dalam rencana-Nya. Berawal dari bertemu dengan adik tingkat waktu kuliah yang sudah satu dasa warsa lebih tak berjumpa. Titin Nurjanah namanya. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Sukoharjo Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Tukar nomor WA dan kemudian terkejut melihat statusnya yang menggambarkan betapa aktifnya dia menulis. Sudah ada 30-an buku antoligi yang dia hasilkan. Mulai menulis sejak masa pandemi. Dan belum lama ini sudah melehairkan buku solo.

Sementara aku selama pandemi berbuat apa? Menghasilkan karya apa? Waktu lebih banyak kuhabiskan untuk hobiku menanam bunga. Padahal semestinya aku masih bisa menyempatkan diri menulis. Keinginan menjadi penulis yang sudah mulai kutumbuhkan sejak SMP. Saat itu aku banyak dibimbing mas Ayik, kakak tertuaku yang seorang penulis harian lepas. Namun karena tidak diseriusi waktu berlalu begitu saja tanpa karya yang berarti. Selama SMA hanya sesekali menulis naskah puisi atau cerpen untuk majalah dinding sekolah. Bahkan sampai kulah pun tak ada karya apapun kecuali makalah tugas-tugas kuliah dan skripsi. Parahnya lagi saat aku sudah menjadi guru pun hanya membimbing siswa saja dalam memenuhi kebutuhan madding sekolah. Menulis puisi hanya pada saat hati sedang resah saja, galau kata anak muda.

Setelah bertemu Titin, Bu Rina Yunilawati teman satu sekolah di tempat aku mengajar juga membuat aku terkejut. Tiba-tiba dia ikut pelatihan menulis tapi aku lupa angkatan berapa. Bu Rina mengatakan banyak temannya yang sudah ikut pelatihan menulis. Dia pun ingin seperti teman-temannya. Aku muncul pula keinginan tapi masih besar ragu-ragunya. Aku belum berani mendaftar. Aku merasa belum siap. Aku melihat Bu Rina harus setor resume setelah pertemuan, seminggu tiga kali. Rasanya aku belumsnggup. Aku tak ingin nekat mendaftar tapi aku tak mampu memenuhi tugas. Aku menunda keikutsertaanku. Tak terasa waktu berlalu, pelatihan menulis sudah lebih dari 20-an angkatan.

Bertemu Titin kesadaranku muncul dan tergugah untuk bergeliat kembali menulis. Setelah bertemu adik tingkat, Allah mempertemukan aku dengan teman sesama guru bahasa Indonesia. Mbak Warsini biasa aku memanggilnya adalah guru SMP Negeri 1 Cukuh Balak yang mutasi ke SMP Negeri 3 Cukuh Balak, Tanggamus, Lampung. Kami tetangga kecamatan. Aku mengajar di SMP Negri 1 Limau, Tanggamus, Lampung. Sekitar sejam perjalan jarak sekolahku dengan sekolah mbak Warsini. Beliau mengajakku ikut bergabung dalam Pelatihan Belajar Menulis PGRI. Saat itu beliau peserta BM 24. Aku disarankan bergabung dulu, menyimak. Setelah BM 24 selesai kemudian aku bergabung di BM 25. Begitu besar antusias peserta hingga dibentuk lagi grup baru BM 26. Jadilah BM 25 dan BM 26 berjalan bersamaan. Betapa ruginya aku telah menunda keikutsertaanku dalam Pelatihan Belajar Menulis PGRI dan melewatkan waktu begitu saja hingga beberapa angkatan telah selesai.

Bagaikan mimpi di pelatihan ini aku bertemu dengan para narasumber hebat yang sangat mumpuni di bidangnya. Nama om Jay dan Bu Kanjeng yang kutahu disebut-sebut oleh Bu Rina dan mbak Warsini, kini ada di hadapanku meski via online. Masyaallah, alhamdulillah.

Pada pertemuan kedua Pelatihan BM PGRI angkatan 25&26 inilah aku dan para peserta dipertemukan secara khusus dengan Bu Kanjeng. Beliau sebagai narasumber dalam materi yang berjudul “Writing Is My Passion”. Berikut uraian beliau.

Mengapa menulis menjadi passion yang menjanjikan? 

1. Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir.

2. Hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial.

Dalam menulis ada beberapa kendala yang biasa ditemui yang harus dibuang jauh-jauh. Kendala tersebut adalah merasa tidak berbakat menulis, tidak memiliki waktu, tidak memiliki ide, tidak mau dikritik, dan tidak suka menulis. Jika sudah siap di depan laptop maka teruslah menulis, tuangkan saja ide-ide yang muncul dalam benak dan pikiran kita.

Untuk mulai menulis kita bisa memulai dengan kata tanya Mengapa?. Kemudian bisa ditambahkan dengan kata  Bagaimana? dan Kapan? Tiga kata ini akan memotivasi kita untuk menulis. Mengapa kita menulis? Jawabannya karena lebih filosofis dan berhubungan dengan nilai, visi, dan misi hidup kita di dunia. Bagaimana cara kita menulis? Lebih bersifat teknis dan jawabannya cenderung mudah dpielajari melalui proses latihan. Kapan kita menulis? Baiknya secepatnya. Kita harus niatkan untuk membuat karya yang asli dari diri kita.

Lalu bagaimana langkah-langkah menjadi penulis yang baik?

1. Read

Untuk menjadi seorang penulis yang baik, kita perlu membaca banyak buku baik yang bersifat general (umum) maupun spesifik (misalnya sesuai dengan background akademik atau interest pribadi kita).

2. Discuss

Hal ini penting karena ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau dengan diri kita sendiri. Bila diperlukan, ada baiknya kita memiliki mentor menulis yang tepat.

3. Look and Feel

Baik secara langsung maupun apa yang kita lihat dan kita baca di media.

4.Socialize

Berapa banyak pengetahuan, pengalaman dan kisah orang lain yang dapat kita serap?

 

Ketika kita akan menulis perlu diperhatikan hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menulis (writing preparation). Ada 5 poin yang dipersiapkan.

1. Menggali dan menemukan gagasan/ide.

Pada tahapan ini penulis melakukan kegiatan penggalain gagasan atau ide. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui pengamatan baik terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi, imajinasi, dan kajian pustaka. Untuk mempermudah proses penemuan ide, cara efektif yang dapat digunakan adalah melalui brainstorming.

2. Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca.

Setelah menentukan gagasan/ide, penulis perlu menentukan tujuan menulis, genre yang diikuti serta target segmen pembaca. Sasaran pembaca akan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan. Selain itu, kita harus memastikan bahwa tulisan yang kita hasilkan akan marketable.

3. Menentukan topik.

Penentuan topik dilakukan setelah penulis menetapkan untuk apa menulis, genre apa yang dipilih dan siapa sasaran pembacanya. Misalnya, tujuan menulis untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan. Genrenya tulisan populer. Jika sasarannya adalah orang tua (manula), maka penulis bisa menentukan misalnya dengan topik "Hidup Sehat Diusia Senja".

4. Membuat outline.

Outline merupakan bentuk kerangka tulisan. Kerangka tersebut menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Menulis outline cuku garis besarnya saja. Karakteristik outline memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.

5. Mengumpulkan bahan materi/buku.

Penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi. Selain itu agar semakin banyak ide atau gagasan yang daat dikembangkan .Apabila sudah menemukan topik, maka bahan bacaan yang dikumpulkan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.

Bagi penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan (presistence) dalam proses menulis. Menulis itu harus sabar. Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berpikir harus sempurna, dan jangan terlalu idealis. Menulis itu adalah keterampilan bukan bakat yang bisa dikerjakan atau dilakukan oleh siapapun.

Setelah kita bisa menghasilkan tulisan maka langkah selanjutnya adalah :

1.      Editing

Dalam proses editing, setelah tulisan diedapkan kemudian kita baca ulang dan untuk penyempurnaan draf. Ini bisa dilakukan dengan cara swasunting. Kita bisa meminta bantuan orang lain untuk membaca tulisan kita dan meminta masukan, kritik atau saran.

2.      Revising

Yakni mengubah beberapa bagian naskah, melengkapi naskah, dan mengevaluasi kembali naskah untuk menihilkan kesalahan tulis.

3.       Publising

 Pengiriman naskah, pracetak (perwajahan buku, tata letak, ISBN, roof reading), pencetakan, dan promosi, dan distribusi.

 

Demikian hasil resume penjelasan Bu Kanjeng. Seetelah mendengarkan penjelasan beliau semangat menjadi penulis menggebu kembali. Aku menyebutnya “Kembalinya Renjana Aksara”. Semoga aku bisa konsisten menulis. Menghasilkan lagi beberapa buku antologi dan semoga bisa terwujud memiliki buku solo.

 

 

 

 

  

PROFIL PENULIS

 


  Inayah Hanum, S.Pd lahir  di Wargomulyo, 20 April 1974. Alamat tinggal di Pringsewu Selatan, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, provinsi Lampung. Tamat SMA Negeri 1 Pringsewu 1992, S-1 di STKIP Muhammadiyah Pringsewu. Mengawali karir menjadi guru honorer ditiga sekolah yaitu  SMP swasta SMP Al Fajar Pringsewu tahun1996,  Madrasah Aliyah YPPTQ Ambarawa tahun 1998, dan di MAN Pringsewu tahun 1998. Diangkat menjadi Guru Bantu APBN tahun 2003 di SMPN 1 Limau di Pekon Antar Brak, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Dan diangkat menjadi PNS tahun 2006 di tempat tugas yang sama yaitu SMPN 1 Limau. Memiliki 3 anak yaitu Fikri Azis, Qonita Nurul Izzah, dan Raisha Alamhyra Izzah. Wanita yang juga hobi menanam  bunga ini tinggal di Pringsewu, Lampung. Penyuka warna ungu ini  meskipun waktunya sudah tersita pula di organisasi wanita, namun tetap menyempatkan waktu untuk berkarya. Sudah enam buku antologi yang telah diterbitkan yaitu Garis takdir Asmaraloka (Maret 2022), Sahabat Sejati selalu Di Hati (Maret 2022),  Bunga Literasi Nusantara (Maret 2022), Lantunan Syair Cinta (April 2022) Maaf Dan Terima kasih (April 2022), dan Guru Hebat Berprestasi ( Juli 2022). Tak ada kata terlambat untuk berkarya  itu prinsipnya  hingga turut aktif di dunia literasi saat ini. No HP/WA yang bisa dihubungi 081272898558. FB Inayah Hanum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membiasakan Sarapan bagi si Kecil

SEJENAK MENGENANG BECAK

Kolesterol Perlu Dikontrol